Facebook
RSS

Di Antara Pintu-pintu Rezeki

-
Mari Bersholawat

“Mencari rezeki yang haram saja susah, apalagi cari yang halal.” Ungkapan ini sering kita dengar. Apalagi saat kondisi global sedang mengalami resesi. Entah dengan maksud bergurau atau mungkin juga dengan niat yang sangat serius.
Padahal Allah swt. telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. ”Dan tidak ada suatu makhlukpun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (QS. Hud 6)
Agaknya banyak di antara kita yang sering dihinggapi pikiran negatif. Allah swt. mengingatkan, ”Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al Baqarah 268)
Jadi, ungkapan itu mesti kita ubah menjadi, ”Di dunia ini karunia-Nya melimpah ruah. Allah swt. Maha Mencukupi. Dunia tidak akan kehabisan rezeki halal, buat apa cari yang haram?” Kewajiban kita hanya berusaha semaksimal mungkin mencari karunia-Nya. Sebab, kita tidak tahu berapa Allah menjatah rezeki-Nya untuk kita. Berikut ini sebagian pintu-pintu rezeki yang diajarkan Allah dan rasul-Nya:
1. Memperbanyak Istighfar
Allah berfirman, ”Maka aku (Nuh as, Red.) katakan kepada mereka, ’Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS Nuh 10-12).
Al Qurthubi menafsirkan, “Dalam ayat-ayat di atas, terdapat dalil yang menunjukkan bahwa istighfar merupakan salah satu sarana dilimpahkan-Nya rezeki dan hujan.” Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa memperbanyak istighfar niscaya Allah menggantikan kesempitan menjadi jalan keluar, setiap kesedihan menjadi kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki dan arah yang tiada disangka-sangka” (HR. Abu Dawud).
2. Bertakwa
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan (Dia) memberinya rezeki dan arah tiada disangka-sangkanya” (QS. Ath Thalaq 2-3). Ibnu Katsir menafsirkan, ”Maknanya, barang siapa yang bertakwa kepada Allah –dengan melakukan apa yang diperintah-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya– niscaya Allah akan memberi jalan keluar serta rezeki dan arah yang tiada disangka-sangka yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dibenaknya.”
3. Bertawakkal kepada Allah swt.
“Sungguh seandainya kalian bertakwakal kepada Allah sebenar-benarnya niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang” (HR. Ahmad, Tirmidzi). Tawakkal berarti kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah swt. untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun akhirat.
4. Rajin beribadah
Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, ’Wahai anak Adam! Beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku. Niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah).
5. Haji dan Umrah
“Lanjutkanlah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api dapat menghilangkan karat besi, emas, dan perak. Dan tidak ada pahala haji yang mabrur itu kecuali surga” (HR. Ahmad, Timidzi, Nasa’i).
6. Banyak bersilaturahim
Nabi saw. bersabda, “Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim” (HR. Bukhari).
7. Banyak Sedekah
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan mengantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya” (QS. Saba 39).
Ibnu Katsir menafsirkan, ”Betapapun sedikit yang kamu nafkahkan dari apa yang diperintahkan Allah kepadamu dan apa yang dibolehkan-Nya, niscaya Dia akan menggantinya di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran.”
Nabi saw. bersabda dalam hadist qudsi, “Allah swt. berfirman, ’Wahai anak Adam, berinfaklah niscaya Aku berinfak (memberi rezeki) kepadamu” (HR. Abu Daud).
8. Menafkahi Penuntut Ilmu
Anas bin Malik ra berkata, “Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah saw. Salah seorang menuntut ilmu pada majelis Rasulullah saw., sedangkan yang lainnya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah saw. (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya itu). Maka Nabi saw. bersabda, “Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia” (HR. Tirmidzi, al-Hakim).
9. Membantu Orang-orang Lemah (dhuafa)
Rasulullah saw. bersabda, “Bantulah orang-orang yang lemah karena kalian diberi rezeki dan ditolong lantaran orang-orang lemah di antara kalian” (HR. Muslim, An Nasai).
10. Hijrah di Jalan Allah
“Barang siapa hijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak…” (QS. An Nisa 100).(dari berbagai sumber).{}

3 Responses so far.

  1. Sesungguhnya Allah adalah satu-satunya pemberi rizki, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hal itu. Karena Allah Ta’ala berfirman,

    يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

    “Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi?” (QS. Fathir: 3)

    قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ

    “Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah.” (QS. Saba’: 24)

    Tidak ada yang berserikat dengan Allah dalam memberi rizki. Oleh karena itu, tidak pantas Allah disekutukan dalam ibadah, tidak pantas Allah disembah dan diduakan dengan selain. Dalam lanjutan surat Fathir, Allah Ta’ala berfirman,

    لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ

    “Tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah; maka mengapakah engkau bisa berpaling (dari perintah beribadah kepada Allah semata)?” (QS. Fathir: 3)

    Selain Allah sama sekali tidak dapat memberi rizki. Allah Ta’ala berfirman,

    وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ شَيْئًا وَلَا يَسْتَطِيعُونَ

    “Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun).” (QS. An Nahl: 73)

    Seandainya Allah menahan rizki manusia, maka tidak ada selain-Nya yang dapat membuka pintu rizki tersebut. Allah Ta’ala berfirman,

    مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

    “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2). Itu memang benar, tidak mungkin ada yang dapat memberikan makan dan minum ketika Allah menahan rizki tersebut.

    Allah Memberi Rizki Tanpa Ada Kesulitan

    Allah memberi rizki tanpa ada kesulitan dan sama sekali tidak terbebani. Ath Thohawi rahimahullah dalam matan kitab aqidahnya berkata, “Allah itu Maha Pemberi Rizki dan sama sekali tidak terbebani.” Seandainya semua makhluk meminta pada Allah, Dia akan memberikan pada mereka dan itu sama sekali tidak akan mengurangi kerajaan-Nya sedikit pun juga. Dalam hadits qudsi disebutkan, Allah Ta’ala berfirman,

    يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِى إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ

    “Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Aku penuh permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi kekuasaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yang menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan.” (HR. Muslim no. 2577, dari Abu Dzar Al Ghifari). Mengenai hadits ini, Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadits ini memotivasi setiap makhluk untuk meminta pada Allah dan meminta segala kebutuhan pada-Nya.”

Leave a Reply